A. Uang
Elektronik Sebagai Alat Transaksi Keuangan Modern
Era
digital saat ini, mengharuskan masyarakat untuk cerdas dapat memanfaatkan
kemudahan dan keefektifan dalam berinteraksi antara satu sama lain. Berbagai
inovasi digital pada berbagai bidang membuktikan bahwa masyarakat juga turut
andil dalam perkembangan zaman yang semakin modern. Berkembangnya bisnis
financial technology (fintech) juga ikut mempengaruhi munculnya perusahaan
startup yang bergerak di sektor keuangan digital. Salah satu produk finansial
digital tersebut adalah uang elektronik (e-money). Dengan munculnya uang
elektronik akan memungkinkan masyarakat untuk melakukan transaksi finansial
tanpa menggunakan uang tunai. Menjamurnya bisnis startup membuat para pelaku
usaha ini berlomba-lomba melakukan inovasi-inovasi dalam produk finansial
digitalnya, sebut saja Go-Pay dari Go-Jek.
Menurut
hasil survei JakPat dalam Startup Report 2017 DailySocial. Id, Go-Pay merupakan
uang elektronik yang terpopuler serta paling banyak diminati publik. Sebanyak
50% responden yang di survei memiliki uang elektronik yang dikeluarkan oleh
perusahaan penyedia jasa transportasi online Go-Jek. Sementara e-money dari
Bank Mandiri dan TCASH milik Telkomsel berada di urutan kedua dan ketiga.
Keterlibatan
Indonesia dalam forum-forum ekonomi dunia juga telah sedikit mempengaruhi
kebijakan ekonomi di Indonesia, salah satunya adalah kebijakan mengenai sistem
pembayaran. Di Indonesia sistem pembayaran secara umum masih menggunakan uang
tunai sebagai alat pembayaran, padahal dengan banyaknya uang yang beredar di
masyarakat dapat memicu meningkatnya inflasi. Inilah yang membuat beberapa
negara lain seperti Jepang, Singapura, Inggris dan Amerika Serikat sudah
terlebih dahulu menerapkan sistem pembayaran menggunakan uang elektronik.
Perkembangan uang elektronik
bukan disebabkan oleh Bank Indonesia, namun disebabkan oleh perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang mengendalikan pasar untuk menggunakan
uang elektronik tersebut. Uang elektronik menjadi salah satu alternatif
pembayaran dalam segmen mikro, seperti pembayaran tol, pembelian tiket dan juga
pembayaran di merchant yang sudah menggunakan sistem pembayaran uang
elektronik. Uang elektronik menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan
transaksi.
B. Uang
Elektronik Sebagai Pilihan Gaya Hidup Masa Kini
Munculnya
berbagai pusat perbelanjaan modern yang buka selama 24 jam, secara otomatis
juga memberikan dimensi lain dalam konsumerisme masyarakat pada masa
kontemporer. Dengan kehadiran pusat perbelanjaan modern seperti ini, masyarakat
pun dimanjakan oleh kenyamanan dan kemudahahan dalam transaksi jual beli. Untuk
memudahkan berbelanja kebutuhan di pusat perbelanjaan modern, maka dibutuhkan
pula alat transaksi pembayaran modern yang dapat memudahkan para konsumen dalam
transaksi, yaitu menggunakan transaksi non tunai.
Selain
menjamurnya berbagai convenient store yang ada di Indonesia, transaksi non
tunai juga didukung dengan berubahnya pola hidup masyarakat modern saat ini.
Berkembangnya sistem perekonomian nasional ke perekonomian global, membuat
masyarakat masa kini cenderung tertarik dengan model transaksi e-commerce yang
mana tidak mengharuskan antara penjual dan pembeli untuk bertemu. Perkembangan
ini semakin memudahkan orang maupun perusahaan untuk melakukan berbagai macam
transaksi bisnis khususnya perdagangan.
Uang
elektronik (e-money) mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pembayaran
elektronis yang telah ada sebelumnya, seperti phone banking, internet banking,
kartu kredit dan kartu debit, karena setiap pembayaran yang dilakukan dengan
menggunakan e-money tidak selalu memerlukan proses otorisasi dan tidak terkait
secara langsung dengan rekening nasabah di bank (pada saat melakukan pembayaran
tidak dibebankan ke rekening nasabah di bank), sebab e-money tersebut merupakan
produk ‹stored value› dimana sejumlah nilai (monetary value) telah terekam
dalam alat pembayaran yang digunakan (prepaid).
C. Dampak
Uang Elektronik Terhadap Uang Tunai
1.
E-Money
Dapat Memicu Inflasi
Inflasi pada dasarnya merupakan indikator,
dari perubahan yang terjadi karena harga-harga barang yang terus meningkat,
atau turunnya nilai uang. Inflasi dalam suatu negara perlu dikontrol. Jika
tidak, akan terjadi ketidakseimbangan ekonomi yang mengancam stabilitas negara.
Umumnya, inflasi dapat terjadi karena empat
faktor. Keempat faktor tersebut adalah tingginya permintaan, bertambahnya uang
yang beredar, kenaikan biaya produksi, serta adanya ketidakseimbangan antara
penawaran dan permintaan. Sekilas dari penjelasan tersebut, uang elektronik tak
dapat disebut menjadi penyebab inflasi secara langsung,
Meskipun demikian, ternyata maraknya
e-money tetap bisa mempengaruhi terjadinya inflasi. Terutama apabila nilai
e-money tidak sama dengan uang tunai. Itulah mengapa, Bank Indonesia terus
mengatur agar nilai e-money tak lebih kecil atau lebih besar dari uang tunai.
Penambahan atau penyusutan nilai pada barang akan memicu inflasi.
2.
Pengaruh
Uang Elektronik pada Jumlah Uang yang Beredar
Uang elektronik sebenarnya termasuk dalam
kategori uang giral. Jumlah uang yang beredar di masyarakat tidak akan
terpengaruh oleh uang elektronik apabila ada regulasi yang baik dari
pemerintah. Karena regulasi yang baik akan mencegah adanya penurunan atau
peningkatan nilai barang yang dibeli dengan uang elektronik.
3.
Efek Uang
Elektronik Pada Perputaran Uang
Meskipun sekilas sama saja dengan uang
tunai, faktanya e-money cenderung membuat orang mudah melakukan transaksi.
Tanpa perlu membawa uang banyak atau takut kehabisan uang tunai, kini orang
bisa berbelanja dengan hanya melalui e-wallet. Ini tentu meningkatkan kecepatan
perputaran uang.
Jika dulu untuk belanja lewat marketplace
orang harus melakukan transfer di atm, sekarang Anda bisa melakukannya
dimanapun, lewat e-money. Apalagi banyak e-money yang menerapkan bebas biaya
administrasi untuk transfer ke rekening bank. Jadi, penjual dan pembeli barang
via online akan semakin mudah dalam melakukan transaksi, meski hanya senilai
Rp10.000,00 saja.
4.
Dampak Uang
Elektronik Terhadap Permintaan Uang Tunai
Tingginya penggunaan uang non tunai di
masyarakat, akan mempengaruhi turunnya permintaan terhadap uang tunai. Meskipun
demikian, pertumbuhan ekonomi akan semakin baik, dan masyarakat akan lebih
lancar dalam melakukan konsumsi.
D. Dampak Positif
dan Negatif Uang Elektronik
·
Dampak
Positif
Bagi pengguna uang elektronik, akan banyak
efisiensi yang dilakukan. Misalnya waktu tunggu untuk menghitung uang tunai,
waktu untuk menghitung kembalian, dan sebagainya. Selain itu, saat akan
bepergian semuanya bisa lebih praktis, tanpa membawa banyak uang tunai. Kadang,
tersedia diskon dan potongan khusus bagi pengguna uang elektronik.
Pengusaha yang berjualan dengan menyediakan
mesin pembayaran uang elektronik juga diuntungkan, karena tidak perlu
menyiapkan uang kembalian untuk transaksi dalam jumlah kecil. Tak perlu lagi
ada kekhawatiran atas uang palsu. Semua uang yang dihasilkan dari transaksi
menggunakan uang elektronik akan terdebet jumlahnya ke rekening pengusaha.
Bagi perekonomian nasional, tentu uang
elektronik membawa dampak yang baik. Dengan proses transaksi yang semakin cepat
dan mudah, tingkat konsumsi masyarakat akan naik. Perputaran uang semakin cepat
dan memicu perkembangan sektor riil. Semakin banyak usaha di sektor riil yang
menarik investor.
·
Dampak
Negatif
Bagi pengguna uang elektronik, adanya
kemudahan transaksi membuat kecenderungan bersikap boros muncul. Jika dulu saat
uang habis orang harus pergi ke atm dan mengambil uang cash, maka sekarang
banyak toko yang melayani pembayaran dengan e-money. Maka, diperlukan sikap
bijak dalam penggunaan e-money sebagai alat transaksi.
Tingginya penggunaan uang elektronik membuat
maraknya penipuan lewat dunia cyber juga. Pencurian data, pencurian uang lewat
elektronik, semua itu harus diantisipasi. Oleh karena itu, penting bagi
pemerintah untuk berinovasi dalam sistem cyber dan menggalakkan polisi cyber.
Pengguna layanan uang elektronik juga harus lebih waspada.
Referensi
http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/amwal/article/view/3358
( diakses pada tanggal 12 April 2020 pada pukul 18:50 )
http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/SH/article/view/1108
( diakses pada tanggal 12 April 2020 pada pukul 18:59 )
https://www.simulasikredit.com/dampak-uang-elektronik-terhadap-uang-tunai/
( diakses pada tanggal 12 April 2020 pada pukul 19:27 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar