Minggu, 12 April 2020

EKSISTENSI UANG ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT TRANSAKSI KEUANGAN MODERN



A. Uang Elektronik Sebagai Alat Transaksi Keuangan Modern
                Era digital saat ini, mengharuskan masyarakat untuk cerdas dapat memanfaatkan kemudahan dan keefektifan dalam berinteraksi antara satu sama lain. Berbagai inovasi digital pada berbagai bidang membuktikan bahwa masyarakat juga turut andil dalam perkembangan zaman yang semakin modern. Berkembangnya bisnis financial technology (fintech) juga ikut mempengaruhi munculnya perusahaan startup yang bergerak di sektor keuangan digital. Salah satu produk finansial digital tersebut adalah uang elektronik (e-money). Dengan munculnya uang elektronik akan memungkinkan masyarakat untuk melakukan transaksi finansial tanpa menggunakan uang tunai. Menjamurnya bisnis startup membuat para pelaku usaha ini berlomba-lomba melakukan inovasi-inovasi dalam produk finansial digitalnya, sebut saja Go-Pay dari Go-Jek.
                Menurut hasil survei JakPat dalam Startup Report 2017 DailySocial. Id, Go-Pay merupakan uang elektronik yang terpopuler serta paling banyak diminati publik. Sebanyak 50% responden yang di survei memiliki uang elektronik yang dikeluarkan oleh perusahaan penyedia jasa transportasi online Go-Jek. Sementara e-money dari Bank Mandiri dan TCASH milik Telkomsel berada di urutan kedua dan ketiga.
                Keterlibatan Indonesia dalam forum-forum ekonomi dunia juga telah sedikit mempengaruhi kebijakan ekonomi di Indonesia, salah satunya adalah kebijakan mengenai sistem pembayaran. Di Indonesia sistem pembayaran secara umum masih menggunakan uang tunai sebagai alat pembayaran, padahal dengan banyaknya uang yang beredar di masyarakat dapat memicu meningkatnya inflasi. Inilah yang membuat beberapa negara lain seperti Jepang, Singapura, Inggris dan Amerika Serikat sudah terlebih dahulu menerapkan sistem pembayaran menggunakan uang elektronik.
                Perkembangan uang elektronik bukan disebabkan oleh Bank Indonesia, namun disebabkan oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mengendalikan pasar untuk menggunakan uang elektronik tersebut. Uang elektronik menjadi salah satu alternatif pembayaran dalam segmen mikro, seperti pembayaran tol, pembelian tiket dan juga pembayaran di merchant yang sudah menggunakan sistem pembayaran uang elektronik. Uang elektronik menawarkan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi.


B. Uang Elektronik Sebagai Pilihan Gaya Hidup Masa Kini
                Munculnya berbagai pusat perbelanjaan modern yang buka selama 24 jam, secara otomatis juga memberikan dimensi lain dalam konsumerisme masyarakat pada masa kontemporer. Dengan kehadiran pusat perbelanjaan modern seperti ini, masyarakat pun dimanjakan oleh kenyamanan dan kemudahahan dalam transaksi jual beli. Untuk memudahkan berbelanja kebutuhan di pusat perbelanjaan modern, maka dibutuhkan pula alat transaksi pembayaran modern yang dapat memudahkan para konsumen dalam transaksi, yaitu menggunakan transaksi non tunai.
                Selain menjamurnya berbagai convenient store yang ada di Indonesia, transaksi non tunai juga didukung dengan berubahnya pola hidup masyarakat modern saat ini. Berkembangnya sistem perekonomian nasional ke perekonomian global, membuat masyarakat masa kini cenderung tertarik dengan model transaksi e-commerce yang mana tidak mengharuskan antara penjual dan pembeli untuk bertemu. Perkembangan ini semakin memudahkan orang maupun perusahaan untuk melakukan berbagai macam transaksi bisnis khususnya perdagangan.
                Uang elektronik (e-money) mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pembayaran elektronis yang telah ada sebelumnya, seperti phone banking, internet banking, kartu kredit dan kartu debit, karena setiap pembayaran yang dilakukan dengan menggunakan e-money tidak selalu memerlukan proses otorisasi dan tidak terkait secara langsung dengan rekening nasabah di bank (pada saat melakukan pembayaran tidak dibebankan ke rekening nasabah di bank), sebab e-money tersebut merupakan produk ‹stored value› dimana sejumlah nilai (monetary value) telah terekam dalam alat pembayaran yang digunakan (prepaid).


C. Dampak Uang Elektronik Terhadap Uang Tunai
1.      E-Money Dapat Memicu Inflasi
Inflasi pada dasarnya merupakan indikator, dari perubahan yang terjadi karena harga-harga barang yang terus meningkat, atau turunnya nilai uang. Inflasi dalam suatu negara perlu dikontrol. Jika tidak, akan terjadi ketidakseimbangan ekonomi yang mengancam stabilitas negara.

Umumnya, inflasi dapat terjadi karena empat faktor. Keempat faktor tersebut adalah tingginya permintaan, bertambahnya uang yang beredar, kenaikan biaya produksi, serta adanya ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan. Sekilas dari penjelasan tersebut, uang elektronik tak dapat disebut menjadi penyebab inflasi secara langsung,

Meskipun demikian, ternyata maraknya e-money tetap bisa mempengaruhi terjadinya inflasi. Terutama apabila nilai e-money tidak sama dengan uang tunai. Itulah mengapa, Bank Indonesia terus mengatur agar nilai e-money tak lebih kecil atau lebih besar dari uang tunai. Penambahan atau penyusutan nilai pada barang akan memicu inflasi.

2.      Pengaruh Uang Elektronik pada Jumlah Uang yang Beredar

Uang elektronik sebenarnya termasuk dalam kategori uang giral. Jumlah uang yang beredar di masyarakat tidak akan terpengaruh oleh uang elektronik apabila ada regulasi yang baik dari pemerintah. Karena regulasi yang baik akan mencegah adanya penurunan atau peningkatan nilai barang yang dibeli dengan uang elektronik.

3.      Efek Uang Elektronik Pada Perputaran Uang
Meskipun sekilas sama saja dengan uang tunai, faktanya e-money cenderung membuat orang mudah melakukan transaksi. Tanpa perlu membawa uang banyak atau takut kehabisan uang tunai, kini orang bisa berbelanja dengan hanya melalui e-wallet. Ini tentu meningkatkan kecepatan perputaran uang.

Jika dulu untuk belanja lewat marketplace orang harus melakukan transfer di atm, sekarang Anda bisa melakukannya dimanapun, lewat e-money. Apalagi banyak e-money yang menerapkan bebas biaya administrasi untuk transfer ke rekening bank. Jadi, penjual dan pembeli barang via online akan semakin mudah dalam melakukan transaksi, meski hanya senilai Rp10.000,00 saja.

4.      Dampak Uang Elektronik Terhadap Permintaan Uang Tunai
Tingginya penggunaan uang non tunai di masyarakat, akan mempengaruhi turunnya permintaan terhadap uang tunai. Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi akan semakin baik, dan masyarakat akan lebih lancar dalam melakukan konsumsi.









D. Dampak Positif dan Negatif Uang Elektronik
·        Dampak Positif
Bagi pengguna uang elektronik, akan banyak efisiensi yang dilakukan. Misalnya waktu tunggu untuk menghitung uang tunai, waktu untuk menghitung kembalian, dan sebagainya. Selain itu, saat akan bepergian semuanya bisa lebih praktis, tanpa membawa banyak uang tunai. Kadang, tersedia diskon dan potongan khusus bagi pengguna uang elektronik.

Pengusaha yang berjualan dengan menyediakan mesin pembayaran uang elektronik juga diuntungkan, karena tidak perlu menyiapkan uang kembalian untuk transaksi dalam jumlah kecil. Tak perlu lagi ada kekhawatiran atas uang palsu. Semua uang yang dihasilkan dari transaksi menggunakan uang elektronik akan terdebet jumlahnya ke rekening pengusaha.

Bagi perekonomian nasional, tentu uang elektronik membawa dampak yang baik. Dengan proses transaksi yang semakin cepat dan mudah, tingkat konsumsi masyarakat akan naik. Perputaran uang semakin cepat dan memicu perkembangan sektor riil. Semakin banyak usaha di sektor riil yang menarik investor.

·         Dampak Negatif
Bagi pengguna uang elektronik, adanya kemudahan transaksi membuat kecenderungan bersikap boros muncul. Jika dulu saat uang habis orang harus pergi ke atm dan mengambil uang cash, maka sekarang banyak toko yang melayani pembayaran dengan e-money. Maka, diperlukan sikap bijak dalam penggunaan e-money sebagai alat transaksi.

Tingginya penggunaan uang elektronik membuat maraknya penipuan lewat dunia cyber juga. Pencurian data, pencurian uang lewat elektronik, semua itu harus diantisipasi. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk berinovasi dalam sistem cyber dan menggalakkan polisi cyber. Pengguna layanan uang elektronik juga harus lebih waspada.



Referensi
http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/amwal/article/view/3358 ( diakses pada tanggal 12 April 2020 pada pukul 18:50 )
http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/SH/article/view/1108 ( diakses pada tanggal 12 April 2020 pada pukul 18:59 )
https://www.simulasikredit.com/dampak-uang-elektronik-terhadap-uang-tunai/ ( diakses pada tanggal 12 April 2020 pada pukul 19:27 )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar